Sabtu, 05 September 2009

Andereas Samudera yang saya kenal

Saya mengenal Andereas Samudera (AS) ketika saya mengikuti Kebaktian Remaja di GKI Taman Cibunut Bandung, ketika SMP & SMA tahun 1968... 1971. Kak AS melayani di Kebaktian Remaja sebagai pembimbing. Khotbah-khotbahnya selalu menarik. Kak AS juga mengumpulkan kami anak-anak Remaja setiap hari Sabtu untuk membuat prakarya. Ia mengajari saya prakarya elektronika. Saya sangat menyukainya, dan bidang elektronika menjadi bagian dari hidup dan pekerjaan saya sampai sekarang. Kak AS pernah membonceng saya naik sepeda motor BMW-nya ke laboratoriumnya di kampus ITB. Ia memperlihatkan proyek-proyek elektronik yang sedang dikerjakannya. Tak habis-habisnyanya saya mengagumi komponen-komponen elektronik yang baru saya lihat. Sampai malam kami berada di sana. Ketika kami anak Remaja ikut Kamp Remaja, kak AS termasuk pembimbing yang sangat pintar membuat suasana meriah, terutama pada acara api unggun.

Ketika saya ikut koor Remaja yang dipimpin kak Silas Bella, kami pernah diberikan pengarahan oleh Debora Yosua, yang kelak tahun 1973 menjadi istri kak AS. Kami memanggilnya ci Elga. 2 atau 3 tahun sebelum menikah dengannya, kak AS sudah jarang melayani di Kebaktian Remaja, karena ia kemudian aktif dalam gerakan persekutuan kharismatik, yang asing bagi kami. Tahun 1978, ci Elga meninggal dunia. Saya ingat waktu itu saya sedang ada di Gereja. Ketika jenazah telah sehari dibaringkan di rumah duka, kami menerima berita yang sangat tragis. Adik ci Elga yang bernama Lea, ketika berkendaraan menuju rumah duka untuk melayat, telah mengalami kecelakaan sehingga meninggal pula. Esoknya, saya ikut mengantar kedua jenazah ke pekuburan "Pandu" dengan perasaan yang sangat sedih. Kedua jenazah dibaringkan berdampingan. Ketika wakil dari keluarga diminta menyampaikan sepatah-dua patah kata, kak AS dengan tegar, tanpa air mata, memulainya dengan seruan :"Haleluya, terpujilah Nama Tuhan!". Saya tidak ingat persis pidato selanjutnya, tapi intinya ialah kepergian orang percaya yang berpulang di dalam Tuhan sebenarnya harus membawa suka cita.

Dalam salah satu renungannya, AS mengatakan bahwa kematian istrinya membuatnya melakukan instrospeksi total terhadap dirinya sendiri. Apa yang salah, sehingga hal itu terjadi?? Lebih jelasnya, ketika istrinya sakit, ia mendoakan istrinya supaya sembuh, dan mengacu pada Firman Tuhan dalam Markus 11:23 :

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.

AS sangat meyakini bahwa Firman ini benar, akan tetapi mengapa istrinya tidak sembuh dan malah meninggal?Mengapa?? Bukankah dia sudah beriman dan tidak meragukan Firman itu sedikitpun? AS merenungkan ini secara mendalam, dan ia tidak mau berhenti sebelum menemukan jawabannya. Berapa lamakah perenungan itu? Kita tidak tahu, tetapi proses ini adalah pergumulan yang sangat berat dan hebat. AS bertanya, dan terus bertanya kepada Tuhan.

Akhirnya dia menemukan jawabannya, yaitu bahwa memiliki iman saja tidak cukup, tetapi kita harus memiliki iman dan urapan. Kita harus memiliki urapan Roh Kudus ! Sejak itu dia terus mengembangkan pemikirannya, ia bertanya kepada Roh Kudus, ia berdialog dengan Roh Kudus, sampai kelak di tahun 2000-an, ia menyatakan bahwa ia selalu berdialog dengan Roh Kudus, dan tidak pernah ada pertanyaannya yang tidak dijawab oleh Roh Kudus.

Saya bertemu kembali dengan kak AS ketika saya ikut dalam Retreat Paduan Suara Pemuda. Ia menyampaikan renungan, yang agak berbeda dengan yang saya pahami. Seperti yang biasa dilakukan oleh penggiat persekutuan kharismatik, ia memulai renungannya dengan pertanyaan yang memojokkan : "Misalnya tiba2 ada bom meledak di dalam ruangan ini, apakah semua yang hadir di sini yakin akan selamat?" Saya ingat pula, ia mengutip Roma 13:8
Roma 13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
Ternyata ia mengartikannya secara letterlijk atau sesuai dengan yang ditulis, dan menyatakan bahwa orang Kristen tak boleh berutang. Salah seorang dari yang hadir menginterupsi dan bertanya, bagaimana dengan dunia usaha, bukankah utang atau kredit itu diperlukan untuk permodalan? Kak AS dengan tegas menyatakan bahwa itu salah, siapapun yang berutang. baik pengusaha atau orang biasa, artinya orang itu tidak mengandalkan Tuhan, tidak beriman kepada Tuhan.

Setelah itu lama sekali saya tidak berjumpa dengan dia. Saya hanya mendengar kabar bahwa ajaran-ajarannya semakin menyimpang dari keyakinan umum orang Kristen. Terutama mengenai dunia orang mati. AS semakin meyakini bahwa banyak sekali masalah yang berhubungan dengan dunia orang mati. AS percaya bahwa orang dapat mengalami kerasukan iblis, tapi juga dapat kerasukan roh orang mati. Pelayanan pelepasan dari kuasa roh jahat yang dilakukan AS juga unik. Kalau ia meyakini bahwa orang itu dirasuk roh orang mati, ia tidak akan menengking atau mengusirnya begitu saja, tapi menginjili roh orang mati itu agar percaya kepada Tuhan Yesus. Hasilnya? Orang yang terasuk roh itu bebas atau sembuh, sedangkan roh orang mati yang mau menerima Tuhan Yesus, segera diangkat oleh para malaikat ke surga.

Fenomena banci, homoseksual dan lesbian juga menurutnya disebabkan oleh roh orang mati berlainan gender yang merasuk seseorang. Jadi laki-laki menjadi banci karena ia dirasuki roh orang mati perempuan. Demikian juga perempuan yang kelaki-lakian, ia dirasuki roh orang mati laki-laki. AS mengatakan pula bahwa bila kita ke kuburan, pulangnya kita merasakan pegal-pegal di pundak, itu karena roh-roh orang mati yang di kuburan itu suka menempel di badan kita.

AS dalam pelayanannya di seluruh Indonesia, kerap mengadakan kebaktian pelepasan dari roh-roh iblis yang jahat ataupun dari roh-roh orang mati. Selain itu ia juga melayani doa penyembuhan. Dari situs Internetnya diberitakan mengenai salah satu doa penyembuhan yang dilayaninya. Ia meyakini bahwa keluhan sakit pinggang disebabkan oleh panjang kaki yang tidak sama, sehingga doa untuk mujizat pemanjangan kaki ini sering dilakukan. Nah, pada salah satu kasus, ada orang yang datang kepadanya minta salah satu kakinya yang memang jelas sekali lebih pendek agar dijadikan sama panjang dengan kaki lainnya. Ketika AS mendoakannya, mujizat itu terjadi secara langsung. Kaki pendek bertambah panjang pelan-pelan dan pertambahan panjangnya jelas dapat dilihat dengan mata. Kaki itu sudah sama panjang dengan kaki lainnya, tetapi ternyata kaki itu tetap menjulur semakin panjang dan akhirnya melebihi kaki lainnya. Lalu, giliran kaki yang sudah tersusul ini memanjangkan diri.... dan walhasil, doa penyembuhan itu tidak hanya membuat kedua kaki sama panjang tapi membuat si pasien yang memang pendek itu menjadi lebih jangkung !

Dalam sebuah tulisannya yaitu "Theologia Tulang-Tulang Kering" AS menyatakan bahwa ilmu teologia yang diajarkan di STT sekarang ini berasal dari Barat, dan dipengaruhi kebudayaan Barat. Ibaratnya kita mengunjungi museum yang memajang fosil-fosil dinosaurus yang hanya terdiri dari tulang-tulang kering. Bagaimana bentuk asli binatang itu, apakah kulitnya bersisik, halus atau berpuru seperti kulit katak? Diperlukan interpretasi untuk membayangkannya, dan kemudian seorang pelukis akan menolong menggambar bentuk asli binatang itu, tapi tentunya berdasarkan interpretasinya sendiri. Bila ada 10 pelukis, maka akan ada 10 bentuk yang berlainan satu sama lain. Para teolog Barat tak ubahnya seperti para pelukis itu dalam memperlakukan Alkitab, yaitu sama seperti memperlakukan tulang-tulang kering. Teologia inilah yang dianut segala bentuk gereja sekarang, demikian menurut AS. Karena tidak setuju dengan Teologia perkiraan seperti ini, AS memilih untuk bertanya langsung kepada Sang Pencipta. Dengan kata lain ia menganggap bahwa Alkitab belum lengkap atau belum menjelaskan semua pertanyaan yang ada, karena memang Alkitab adalah kumpulan manuskrip yang telah dikanonisasi oleh Gereja. Ketika sampai pada pemikiran ini, AS sudah dalam tahap bergaul dan berdialog terus menerus dengan Roh Kudus.

Dalam sebuah pembahasannya yang berjudul "Tindakan Iman" tahun 2000, AS kembali menyinggung Markus 11:23 tentang iman yang dapat memindahkan gunung, seperti yang telah kita kutipkan di atas. Ia menyampaikan kesaksian Kenneth Hagin yang mengalami sakit berat pada usia belasan tahun, penyakit terminal yang sudah tinggal menunggu kematian. Ken, yang mempunyai semangat hidup yang kuat, juga meyakini kebenaran ayat ini.

AS meyakini bahwa kita dapat melakukan penginjilan kepada orang mati, karena Tuhan Yesus juga melakukannya. Untuk ini AS mengutip 1 Petrus 3:19 dan 1 Petrus 4:6
1 Petrus 3:19 Dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara
1 Petus 4:6 Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah

Karena kita murid Kristus, kita juga harus melakukan apa yang diperbuatNya.

Yohanes 14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.

Menurut AS, ayat ini menunjukkan bahwa kita juga akan melakukan penginjilan kepada orang mati seperti yang telah dilakukan Kristus. Bahkah pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari itu.

3 komentar:

  1. Saya percaya penginjilan orang mati yang dilakukan AS bukan dengan mendatangi kuburan2, goa2 maupun tempat angker..penginjilan yang dilakukan AS adalah upaya dari proses doa pelepasan itu sendiri dimana roh orang mati yang hinggap di tawarkan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan..

    BalasHapus
  2. trus, apakah anda menyakinkan bahwa kita orang hidup dapat berinteraksi dengan orang mati atau sebaliknya? kalau menurut anda bias tolong kasih dasar Alkitabiah nya.

    BalasHapus
  3. Pak Andreas banyak memberkati dalam hidup saya. Puji Tuhan

    BalasHapus