Sabtu, 28 Maret 2009

MASA PENANTIAN

MASA PENANTIAN

Kita sebagai orang Kristen, percaya adanya kebangkitan orang mati ketika Tuhan Yesus datang kedua kalinya, dan bahwa kita akan bersama dengan Dia, sebagai orang-orang yang diselamatkan. Dengan kata lain, kita mengakui adanya Masa Penantian ("Intermediate State"), yaitu, bila seseorang meninggal sebelum kedatangan Kristus, ia akan memasuki Masa Penantian dari saat ia meninggal sampai Kristus datang kedua kalinya pada hari kiamat.
Dimanakah tempat penantian ini ? Bagaimana kondisi seseorang selama masa ini ? Apakah dia sadar, ataukah ia seperti tertidur, dan baru sadar setelah Kristus datang ? Apakah orang percaya dan orang yang tidak percaya diperlakukan sama pada Masa Penantian ini? Alkitab menegaskan adanya kebangkitan orang mati bagi orang percaya, orang yang mererima Kristus maupun orang yang tidak menerima Kristus, pada hari kiamat.
KIS 24:15 Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar.YOH 5:29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
Alkitab juga mengatakan bahwa kesadaran dan eksistensi kita setelah mati tetap berlangsung secara terus menerus dan untuk selama-lamanya.

Kematian Orang Percaya
Ketika orang percaya meninggal, rohnya tetap sadar. Kemudian ia masuk ke tempat penantian, dalam keadaan penuh sukacita karena telah disucikan oleh Tuhan secara sempurna, bebas dari dosa dan penderitaan, serta berada bersama Tuhan. Sementara itu, Tubuhnya beristirahat, sampai dibangkitkan kembali atau bersatu dengan rohnya pada Kedatangan Kristus yang kedua.

2KOR 5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

Penjahat yang disalib bersama Tuhan Yesus bertobat, dan Tuhan Yesus menjanjikan akan bersama dengan dia hari itu juga di dalam Firdaus.

LUK 23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

1TES 4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.

Menurut Alkitab, penentuan status seseorang ditetapkan pada saat kematiannya dan ini akan berlaku untuk seterusnya dan selamanya. Tak mungkin ada peralihan status setelah ini terjadi. Perumpamaan orang kaya dan Lazarus yang miskin (Luk 16:19-31) adalah dasar yang paling penting dari ketentuan ini.

LUK 16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.LUK 16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Selain itu Ibrani 9:27 juga dengan tegas menyatakan bahwa pintu tobat telah tertutup setelah kematian, dan sesudah itu setiap orang akan dihakimi.

IBR 9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi

Kenyataan ini juga konsisten dengan bagian lain dari Ibrani, bahwa orang percaya telah menerima keselamatan dari Kristus dengan pengorbananNya sekali dan untuk selamanya. Dan pada saat kematian telah berubah dari keadaan tidak sempurna, menjadi suci secara sempurna.

IBR 9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu ia akan menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
IBR 12:23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna

Untuk kesempurnaan inilah Paulus merindukannya :
FIL 1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan
FIL 1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
FIL 1:23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan dian bersama-sama Kristus -- itu memang jauh lebih baik;
FIL 1:24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.

Orang yang benar yang meninggal, akan bersama dengan Kristus, di mana ada sukacita berlimpah-limpah :

MAZ 16:11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa.

serta kelepasan dari usaha-usaha jahat :

2TIM 4:18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam KerajaanNya di sorga. BagiNyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Seperti apakah tempat penantian orang percaya? Paulus pernah diangkat ke tempat itu dan ia menggambarkannya sebagai Firdaus, tingkat ketiga dari Sorga.

2KOR 12:2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau-- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
2KOR 12:3 Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya --
2KOR 12:4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan oleh manusia.

Keadaan orang percaya pada Masa Penantian penuh dengan sukacita. Tetapi masih ada yang kurang, yaitu tubuhnya belum dibangkitkan. Orang percaya menanti kebangkitan tubuh yang dimuliakan pada kedatangan Kristus yang kedua.

1TES 4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
1TES 4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.

Kematian Orang Berdosa
Orang yang mati dalam dosa dan ketidakpercayaan pada Kristus, memasuki masa penantian dalam bentuk penderitaan dan hukuman, walaupun tingkatnya tidak disebutkan sama dengan hukuman dalam neraka setelah kedatangan Kristus pada hari penghakiman.

LUK 16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Status orang yang menanti dalam hukuman ini tidak dapat diubah lagi, dengan doa, amal ataupun misa seperti yang secara salah diyakini Gereja Katolik tentang tempat penantian yang disebut Api Penyucian.

LUK 16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.

Jadi, jelas sekali bahwa orang yang menanti dalam hukuman tidak dapat terangkat atau menyeberang secara berangsur-angsur ke Surga.
Alkitab tidak menyebutkan bahwa tempat penantian orang berdosa adalah di neraka, tempat penghukuman kekal setelah hari kiamat. Dalam Alkitab, tempat penantian orang berdosa itu disebut Hades atau Sheol. Tapi Hades tidak selalu berarti seperti itu, istilah Hades kadang-kadang dipakai untuk kubur, kematian, dunia orang mati, atau terpisahnya roh dari tubuh.

MAZ 89:49 Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian,yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati?

Hades bukanlah tempat yang netral, tapi tempat di mana orang berdosa melewati masa penantian dalam hukuman dan penderitaan, dalam keadaan sadar. Tidak ada kesempatan lagi untuk bertobat. Hal ini jelas dialami orang kaya yang semasa hidupnya tidak mempedulikan Lazarus yang miskin, dalam Lukas 16:23

LUK 16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Pendapat atau Doktrin yang Salah tentang Masa Penantian

(1) Doktrin bahwa roh orang benar maupun jahat tertidur atau tidak sadar setelah kematian dan hari kiamat. Memang Alkitab sering menyamakan kematian sebagai tidur :
MAT 9:24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.

dan menyebutkan kematian sebagai ketidaksadaran :

MAZ 6:6 Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepadaMu; siapakah yang akan bersyukur kepadaMu di dalam dunia orang mati?
YES 38:18 Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepadaMu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaanMu.

Tetapi yang dimaksud dalam Alkitab adalah tubuh orang yang mati, bukan pribadi atau rohnya. Rohnya tetap sadar dan memasuki selama Masa Penantian. Justru ini menekankan bahwa tubuh orang mati beristirahat, dan akan bersatu kembali dengan rohnya serta dibangkitkan kembali pada Penghakiman Terakhir.

(2) Pendapat bahwa pada masa penantian, pertobatan dan dengan keselamatan dalam Yesus Kristus masih dimungkinkan bagi segolongan orang, bahkan mungkin bagi semuanya. Menurut pendapat ini, pada Masa Penantian inilah keselamatan akan ditawarkan bagi orang yang belum pernah menerima Injil di pelosok-pelosok dunia yang terpencil, atau bagi bayi yang meninggal sebelum mendengar atau mengerti tentang Injil keselamatan. Bagian Alkitab yang diajukan untuk mendukung teori ini adalah 1 Petrus 3:19 dan 4:6.

1PET 3:19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,
1PET 4:6 Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.

Walaupun dalam ayat-ayat ini dikatakan bahwa Kristus memberitakan Injil kepada orang mati, tapi ini tidak membuktikan bahwa keselamatan ditawarkan kepada mereka. Kata Injil dalam bahasa Yunani yang dipakai bukan berasal dariu euanggelion yang artinya Kabar Keselamatan, tapi dari kata kerusso yang artinya "memproklamasikan" dalam bentuk mengelu-elukan ("herald").

Jadi Kristus semata-mata memproklamasikan kemenangannya terhadap maut.
Firman Tuhan dalam Alkitab secara seragam menyatakan bahwa status seseorang telah tetap pada saat kematiannya. Yang terpenting adalah Lukas 16:19-31 yang sudah kita bahas di atas, dan yang juga mendukung adalah Yoh 8:21, 2 Pet 2:4,9, Yud 1:4,13.

YOH 8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang."
2PET 2:8 sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa --
2PET 2:9 maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,
YUD 1:4 Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup ditengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.
YUD 1:13 Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan binatang-binatang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya.

Jadi orang yang sudah mati dalam dosa, tidak mungkin lagi pergi ke tempat Tuhan Yesus. Demikian pula, orang-orang jahat yang menolak Kristus akan disimpan untuk disiksa pada hari penghakiman. Sedangkan Surat Yudas menyebutkan hukuman untuk guru-guru palsu yang menyangkal Tuhan Yesus, sehingga hukuman bagi mereka ditempat kekelaman sudah dengan tegas dipastikan.

Ada beberapa aliran Kristen yang mengajarkan berlakunya kesempatan kedua untuk mendapatkan keselamatan setelah seseorang meninggal. Salah satunya adalah aliran Andereas Samudera yang bahkan juga melakukan penginjilan kepada roh-roh orang yang sudah meninggal. Alasannya, Tuhan Yesus juga melakukan hal itu dan kita sebagai pengikutnya wajib melakukan hal-hal yang lebih besar daripada yang dilakukan Tuhan Yesus (Yoh 14:28). Ajaran ini berbahaya karena menghancurkan urgensi pertobatan dan membuat orang terdorong untuk menunda-nunda pertobatan karena selalu ada kesempatan, bahkan setelah kita mati.

Tentu kita masih ingat dengan traktat yang terkenal tentang akal licik iblis untuk menyesatkan manusia. Ketika raja iblis mengadakan rapat dengan anak buahnya, ia menanyakan apakah ada usul-usul untuk strategi yang baru untuk menyesatkan manusia. Banyak usul-usul yang diajukan, tapi akhirnya yang dianggap paling brilyan adalah usul untuk membisikkan kepada manusia agar tidak usah terburu2 bertobat karena masih banyak waktu, lebih baik menikmati hidup dulu. "Pergilah," kata raja iblis, "gunakanlah strategi ini, karena kalian akan berhasil."

Alkitab dengan tegas menegaskan bahwa kita akan diadili atau dinilai dari perbuatan kita dalam tubuh secara fisik di dunia, dan bukan di dunia orang mati. Jadi penginjilan atau pertobatan yang dilakukan setelah mati akan sia-sia saja.

2KOR 5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Dalam Mazmur 88:11 dan 12 juga dikatakan bahwa Kasih Tuhan apalagi Injil keselamatan mustahil diberitakan kepada orang mati :

MAZ 88:11 Apakah Kaulakukan keajaiban bagi orang-orang mati? Masakan arwah bangkit untuk bersyukur kepadaMu? Sela
MAZ 88:12 Dapatkah kasihMu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaanMu di tempat kebinasaan?

Selain itu ada pula yang berpendapat bahwa kesempatan kedua mendengar Injil adalah sebagai bentuk keadilan Tuhan, karena cukup banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk mendengar kabar keselamatan itu, atau untuk bayi yang meninggal sebelum dapat mengerti tentang keselamatan. Argumen ini juga tidak mempunyai dasar yang kuat dalam Alkitab. Sebenarnya sudah cukup bila kita bersikap bahwa Tuhan adalah Maha Adil, dan pasti akan mengadili semua orang dengan se-adil-adilnya. Bila kita begitu khawatir dengan orang-orang yang tidak punya kesempatan mendengarkan Injil, apalagi Tuhan yang Maha Kasih.

(3)Doktrin Gereja Katolik tentang Api Penyucian atau Purgatory:
Doktrin ini mengatakan bahwa seseorang yang tidak bermasalah dengan ajaran Gereja Katolik, tapi pada saat kematiannya masih mempunyai dosa yang belum diakui atau diampuni, (dan memang hampir tidak ada yang bersih sama sekali dari dosa pada saat kematian), akan memasuki perioda penyucian dalam api yang mungkin tidak terlalu panas, atau purging di tempat yang disebut Purgatory sebelum diperbolehkan memasuki surga. Penderitaan di dalam api penyucian ini dimaksudkan untuk memurnikan dan sebagai hukuman untuk dosa yang belum diampuni. Berapa lama seseorang menanggung penderitaan di Purgatory? Lamanya tergantung dengan banyaknya dosa yang masih ada, bisa beberapa jam sampai beribu-ribu tahun, dan batasnya adalah hari kiamat, di mana setiap orang akan dihakimi.

Bagi yang sudah selesai menjalani penyucian ini sebelum kiamat tiba, berikutnya dia akan berpindah ke tempat yang disebut Limbus Patrum di mana tak ada lagi penderitaan, untuk menunggu Kedatangan Kristus yang kedua. Kemudian ia masuk ke dalam Surga.

Lamanya seseorang menderita di Purgatory dapat dipersingkat dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh para anggota gereja yang saleh dengan doa untuk orang mati, dan terutama melalui Misa yang dipersembahkan demi orang atau mereka yang ada di dalam Purgatory.

Pada jaman Martin Luther, Gereja memperdagangkan Surat Penghapusan Siksa. Yang dimaksudkan siksa adalah siksa di dalam Purgatory, bukan api neraka. Konon dikatakan, bahwa begitu uang hasil penjualannya gemerincing masuk ke kotak uang, seketika itu pula roh kerabat si pembeli surat tersebut melompat keluar dari Purgatory.

Otoritas doktrin Purgatory secara ekslusif ditetapkan oleh ajaran Gereja Katolik Roma. Paus sebagai wakil Tuhan dianggap mempunyai yurisdiksi terhadap Purgatory sehingga dapat memutuskan penjualan Surat itu. Tidak ada referensi untuk Purgatory dalam Alkitab, bahkan secara jelas telah kita bahas sebelumnya bahwa seseorang yang meninggal akan secara langsung bersama dengan Kristus, atau langsung ke alam maut yang disebut Hades untuk menjalani penyiksaan. Tetapi Gereja Katolik mengambil referensi dari kitab apokrif yaitu Kitab II Makabe 12:39-45, terutama ayat 43-45 :

2MAK 12:43 Kemudian dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan.
2MAK 12:44 Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.
2MAK 12:45 Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.

Doktrin Purgatory sebenarnya adalah bagian integral dari pandangan Gereja Katolik tentang adanya peranan perbuatan baik seseorang untuk keselamatan dan penebusan dosa. Doktrin Purgatory dengan demikian menghancurkan ajaran Firman Tuhan yang paling penting yaitu bahwa keselamatan seseorang bukan ditentukan oleh perbuatan baik tetapi oleh anugerah Allah dalam pengorbanan Kristus. Bagaiman mungkin seseorang dapat menambahkan sesuatu kepada karya Kristus yang begitu sempurna?

EFE 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
EFE 2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri.

Untuk melengkapi ajaran tentang Purgatory ini, dalam Gereja Katolik juga muncul doktrin-
doktrin lain dari teolog-teolog mereka, salah satunya adalah doktrin supererogasi, yaitu bahwa seseorang dapat menjadi begitu salehnya sehingga lebih dari yang dia butuhkan atau lebih dari sempurna. Dengan kebajikannya yang surplus dan melimpah itu, dia dapat menolong roh-roh yang ada di dalam Purgatory. Anehnya, teolog Gereja Katolik percaya bahwa kesalehan seseorang yang berlebih dapat dihibahkan kepada orang lain, tetapi tidak percaya bahwa pengorbanan Kristus yang sempurna dapat membersihkan orang berdosa sampai putih sehingga tak perlu melalui Purgatory.

Dalam Doktrin Purgatory ini ada dua hal yang tidak mungkin, yaitu bahwa seseorang dapat menjadi lebih baik dari seharusnya, dan yang kedua, bahwa orang dapat menambahkan sesuatu kepada karya penebusan Kristus yang begitu sempurna dalam kematian dan kebangkitanNya.

(4)Doktrin Annihilasionisme:Menurut ajaran ini, roh orang jahat atau orang yang tidak percaya yang meninggal akan lenyap begitu saja, sedangkan roh orang percaya akan tetap sadar dan kemudian masuk ke Firdaus atau bumi yang baru. Dengan demikian, imortalitas hanya diberikan kepada orang percaya, dan neraka tidak perlu ada karena orang jahat langsung lenyap setelah meninggal. Ajaran ini dipegang antara lain oleh aliran Saksi-Saksi Yehova. Aliran ini percaya bahwa Allah yang Maha Kasih tidak mungkin menciptakan neraka untuk menyiksa orang, karena itu sama saja dengan kekejaman.

Ajaran ini tentu saja sangat menyimpang dari Firman Tuhan, bahwa memang Allah itu Maha Kasih, tetapi juga Maha Adil, sehingga manusia tidak dapat begitu saja berbuat dosa sebanyak-banyaknya, karena tidak adanya penghakiman dan penghukuman. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa semua orang, baik atau jahat akan eksis untuk selama-lamanya. Setelah Hari Penghakiman, orang percaya akan bersuka cita selamanya di Sorga sedangkan yang jahat akan dihukum selama-lamanya di dalam neraka.

PEN 12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
MAT 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
MAT 25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.

( Bahan dari : 1.Intermediate State 2.Purgatory dari Wycliffe Bible Encyclopaedia, Charles F Pfeiffer, Howard F Vos & John Rea, Editors, Moody Press, Chicago 1975; 3. Pembahasan mengenai Ajaran Andereas Samudera tentang Dunia Orang Mati oleh : Pdt. Budi Asali M.Div. http://www.members.tripod.com/gkri_exodus2/p_dom00.htm; 4. Runtut Pijar : Sejarah Pemikiran Kristiani, Tony Lane, diterjemahkan oleh Conny Item Corputy, BPK Gunung Mulia, 1990, Judul asli : The Lion Concise Book of Christian Thought, Lion Publishing Plc & Albatross Books Pty Ltd. Australia, 1984 )